SHALAT JUM'AT PERDANA DI MASJID HAGIA SOPHIA
Oleh: H.Irsyad Syafar,Lc. M.Ed.
Ketua DPW PKS SUMBAR.
Wak. Ketua DPRD prov sumatera barat.
Jum'at 24 Juli 2020 bertepatan dengan 3 Dzulhijjah 1441 H, menjadi hari bersejarah baru bagi Turki dan bagi Umat Islam sedunia. Betapa tidak, setelah 86 tahun status masjidnya dilucuti oleh sekuker Kemal Attaturk, kembali Hagia Sophia menjadi masjid dan melaksanakan shalat Jumat perdana.
Puluhan bahkan ratusan ribu muslimin Turki dan dan sekitarnya berduyun-duyun menuju masjid bersejarah ini. Bahkan semenjak kamis sore sebagian kaum muslimin sudah mulai "ngantri" disekitar Hagia Sophia. Sebuah antusiasme yang luar biasa. Apalagi shalat Jumat perdana ini dihadiri langsung oleh Presiden Erdogan. Betul-betul terasa nuansa "Futuhat Islamiyah".
Lebih 500 tahun yang lalu Sulthan Muhammad Al Fatih menjadikan gereja Hagia Sophia tersebut sebagai Masjid, dan mewakafkannya bagi umat Islam. Lalu tahun 1935 Kemal Attaturk merubahnya menjadi museum. Hari ini "Sulthan" Erdogan mengembalikannya lagi menjadi masjid. Sebuah perjalanan panjang yang berliku.
Antusiasme dan eforia umat Islam dunia tidak bisa disembunyikan. Berbagai canel televisi, siaran langsung FB dan medsos lainnya, menampilkan prosesi shalat Jumat perdana ini semenjak pagi hari. Takbir, tahmid, tahlil, shalawat bergemuruh dijalan-jalan Istambul. Layaknya umat Islam mendapatkan sebuah hari raya atau hari kemenangan.
Begitu banyak alasan kenapa umat sangat bahagia dan bersuka cita. Hati orang-orang beriman akan penuh gemuruh dan emosional bila rumah Allah yang telah lama tidak "difungsikan", lalu berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Ayat-ayat Allah dan AsmaNya berkumandang dan melantun kembali dengan indah dibangunan penuh sejarah tersebut. Tak mampu kita menahan air mata menyaksikan semua peristiwa tersebut.
Kebahagiaan itu juga wujud dari kesyukuran kepada Allah Taalaa, betapa Turki dibawah pemerintahan Ordogan terus bergerak ke arah Islam yang lebih baik, berpihak kepada Islam dan terus membela Umat Islam. Sekolah Islam dan madrasah semakin maju, jilbab yang dulunya barang terlarang masuk kampus dan lembaga pemerintahan, sekarang sudah kembali menjadi mahkota di kepala para Muslimah, bebas masuk kemana saja.
Sebaliknya, di sebagian negeri muslim, yang dulunya lumayan Islami, malah pelan-pelan mulai bergerak ke arah sekulerisme dan kebebasan. Kehidupan malam dan pergaulan bebas menjadi tidak asing lagi. Zionis dan kaki tangannya pelan-pelan menyusup dan merusak dari dalam.
Sangat wajar ada kebahagiaan yang membuncah, karena umat merasa semakin punya harapan. Sebab, Turki dan Ordogan telah membuat kepala umat ini kembali tegak di hadapan bangsa-bangsa penindas dan penjajah. Di Suriah, Erdogan tak biarkan rezim Asad bersama Rusia membantai kaum muslimin. Tentara Rusia dan tentara Asad kocar-kacir menghadapi kekuatan militer Turki.
Di Libya, Turki tak biarkan pemerintah Libya yang sah, yang telah diakui oleh PBB, terjepit sendirian menghadapi kekuatan pemberontak Haftar (Loyalis Khadafi) dengan berbagai peralatan tempur bantuan barat dan negara tetangga. Tapi, dangan bantuan teknologi militer Turki, tentara-tentara Pemerintah Libya yang sah dapat memukul pemberontak Haftar semakin jauh dari Ibukota Tripoli.
Kebahagiaan hari ini seperti menjadi obat penawar atas himpitan kezhaliman yang menimpa Umat Islam di negerinya masing-masing. Ada yang menghadapi rezim diktator yang begitu mudah menumpahkan darah. Ada yang kerjanya memenjarakan para Ulama. Ada yang membiarkan kekayaan negerinya dikuras pihak asing. Turki justru sebaliknya, menjadi tempat perlindungan para Ulama dan ilmuwan dari berbagai negara. Menjadi sumber kekuatan ekonomi bagi beberapa negeri Islam lainnya.
Masjid Hagia Sophia bukan masjid yang suci. Gak ada apa-apanya dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta Masjidil Aqsa. 3 Masjid mulia ini sangat agung di sisi Allah, dan sangat spesial di hati kita. Namun, kembalinya Hagia Sophia kepangkuan umat Islam akan menjadi tonggak sejarah kebangkitan Umat Islam sedunia.
NB. Rasa mau saya "gerumas muncung" yang mengaku islam, namun tidak gembira dengan kembalinya aya shofia menjadi masjid ( abu bakar).
Wallahu Waliyyut Taufiiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar