Selasa, Agustus 26, 2025
Rabu, Agustus 20, 2025
Minggu, Agustus 17, 2025
Foto pembacaan Proklamasi RI
Jika saat ini kamu bisa melihat foto Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi maka sudah patutnya kamu berterima kasih pada sosok kakak beradik, Alex Mendur dan Frans Mendur. Berkat dua orang bersaudara itu, hingga saat ini saksi bisu hari paling penting untuk bangsa ini bisa kita lihat.
Padahal tak ada instruksi untuk keduanya mengambil foto saat teks Proklamasi dibacakan. Frans Mendur hanya tak sengaja mendengar kabar dari harian Asia Raya. Pun kakaknya, Alex Mendur yang berprofesi sebagai fotgrafer kantor berita Jepang waktu itu.
Keduanya langsung bergegas ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Cikini, Jakarta dengan membawa kamera masing-masing. Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat di lokasi tepat pukul 05.00 pagi. Rupanya hanya mereka berdua, fotografer yang hadir di hari paling penting bagi bangsa Indonesia itu.
Alex dan Frans berhasil mengabadikan beberapa foto detik-detik proklamasi Indonesia. Namun usai upacara, mereka berdua disergap tentara Jepang. Alex ditangkap, kameranya disita, hasil fotonya dibakar. Sementara Frans berkilah, ia mengaku negatif filmnya telah dirampas Barisan Pelopor padahal telah dikubur dalam tanah. Tentara Jepang pun berhasil ia kelabuhi.
Setelah dirasa aman, keduanya lalu menggali tanah tempat negatif film dikubur. Tak menunggu lama, film itu kemudian dicetak. Butuh keberanian dan mental baja. Mendur bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon, dan melompati pagar hingga akhirnya menemukan lab foto. Sebab jika tertangkap Jepang, bukan tak mungkin Mendur bersaudara dihukum mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.
Mendur bersaudara lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sementara adiknya Frans Mendur lahir tahun 1913. Kala itu nama Mendur bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing.
Untuk mengenang aksi heroik Mendur bersaudara, keluarga besar Mendur mendirikan sebuah monumen yang disebut "Tugu Pers Mendur". Tugu ini berupa patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.
Kamis, Agustus 14, 2025
Kisah Emma Rowena Gatewood
Nenek Ini Jalan Kaki Sejauh 3.500 KM Seorang Diri di Usia 67 Tahun, Pakai Sepatu Biasa dan Bawa Tirai Plastik—Hasilnya Bikin Dunia Tercengang! 😲🥾
Kisah Emma Rowena Gatewood, atau lebih dikenal sebagai "Grandma Gatewood", mungkin terdengar seperti legenda. Tapi ini adalah kisah nyata yang sangat luar biasa dan inspiratif. Di tahun 1955, di usia 67 tahun, nenek asal Amerika Serikat ini menaklukkan Jalur Appalachian sepanjang lebih dari 3.500 kilometer—seorang diri! 😱
Awalnya, Emma hanyalah seorang ibu rumah tangga yang hidup sederhana di Ohio. Ia membaca tentang Jalur Appalachian di sebuah majalah National Geographic dan terinspirasi untuk mencobanya. Tanpa pelatihan khusus, tanpa perlengkapan modern, dan hanya bermodalkan sepatu kanvas, selimut tentara, serta tirai plastik, ia mulai perjalanannya dari Georgia ke Maine. 😌
Jalur Appalachian adalah salah satu jalur pendakian terpanjang dan terberat di dunia. Banyak orang muda dengan perlengkapan lengkap pun gagal menyelesaikannya. Tapi nenek satu ini menunjukkan bahwa kekuatan tekad bisa melampaui batas usia dan kondisi fisik. 💪
Saat itu, belum ada GPS, peta digital, atau tenda ultralight. Emma bahkan tidur di bawah bintang atau di gubuk kayu tua sepanjang jalur. Dia memakan makanan kaleng, minum dari sungai, dan berjalan ratusan kilometer dengan hanya satu pasang sepatu Converse. Hebatnya, dia tetap ceria sepanjang perjalanan. 🌲
Fakta menariknya, Grandma Gatewood menjadi wanita pertama yang berhasil menyelesaikan pendakian penuh Jalur Appalachian seorang diri. Ia kemudian mengulang perjalanan itu lagi pada usia 72 dan 75 tahun. Kisahnya membuatnya terkenal dan mendorong banyak orang, terutama perempuan, untuk percaya bahwa usia bukanlah halangan. 🤯
Emma bukan hanya pahlawan pendaki, tapi juga simbol kekuatan perempuan. Ia menjalani hidup keras bersama 11 anak dan seorang suami yang kasar. Setelah keluar dari hubungan tersebut, ia memilih membuktikan bahwa ia kuat dan bebas—dan ia melakukannya dengan cara yang sangat epik! 👵❤️
Berkat kisahnya, popularitas Jalur Appalachian meningkat pesat. Pemerintah bahkan memperbaiki banyak bagian jalur karena inspirasi dari Emma. Kisahnya juga telah diangkat dalam buku dan dokumenter. Ia membuka mata dunia bahwa perempuan dan lansia juga bisa menaklukkan alam. 📚🎬
Saat ditanya mengapa ia melakukan hal ini, Emma menjawab singkat, "Karena saya ingin jalan-jalan." Jawaban sederhana yang ternyata membawa pesan mendalam: tidak perlu alasan besar untuk mewujudkan mimpi. Kadang cukup keinginan dan langkah kecil yang terus dilakukan. 🚶♀️
Jadi, masih merasa terlalu tua atau tidak mampu untuk memulai sesuatu? Ingatlah kisah Grandma Gatewood. Karena semangat tidak mengenal usia, dan mimpi tidak mengenal batas. Siapa tahu, kamu bisa jadi "pendaki" dalam versi hidupmu sendiri. 💫
Sumber:
Good News From Indonesia – "Nenek Ini Jalan 3.500 KM di Usia 67 Tahun"
Sabtu, Agustus 09, 2025
Langganan:
Postingan (Atom)