Halaman

Rabu, Mei 30, 2012

Retorika Islam

Dikutip dari buku Dr. Yusuf Qordawi dengan juduk retorika islam.
Baru pagi ini ku sempatkan membaca buku ini pinjama dari seorang sahabat, ketika mengisi waktu luang di pagi hari untuk lebih kurang 30 menit.

alhamdulillah mendapatkan pencerahan baru terhadap pandangan kita terhadap islam dan penyampaianya kepada masyarakat.
buku ini berbicara bagaimana islam itu membahas segala sisi kehidupan kita, kita hanya berpicara pada sisi spritual saja. islam mencakupi dengan perekonomian, sosial dan budaya. islam juga terdapat perpolitikan dan bernegara, islam tak lepas dari dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. islam mengatur kedamaian dan ketentraman dalam rumah tangga. Islam mencakup semua lini kehidupan kita.

yang banyak terjadi saat ini, islam sebagai bentuk ceremonial saja dan di lingkungan masjid. islam hanya milik orang- orang tertu saja.
sehingga islam sekarang terkotak-kotak dan tak utuh sebagai mana yang diharapkan.

penyampaian islam juga harus bertahap sesuai siapa yang akan menerimanya. ketika kita menyampaikan islam kepada anak-anak tentu tidak sama ketika kita menyampaikannya kepada remaja juga tidak sama pada orang dewasa.

penyampaian islam ke masyarakat miskin tentu tidak sama dengan masyarakat yang kaya, penyampaian islam terhadap orang berpendidikan tentu juga tidak sama dengan orang yang latar pendidikan rendah, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

materi yang disampaikan juga mempertimbangkan keadaan penerimanya. penyampaian islam terhadap orang berada di kaum minoritas tentu juga berbeda untuk yang berada dilingkungan mayoritas. penyampaian islam terhadap warga non muslim tentu juga berbeda terhadap yang  muslim.

ketika kita menyampaikan untuk sholat duha sedangkan mereka sholat wajib banyak yang tinggal tentu materi yang disampikan adalah penekanan tekan pentingnya yang wajib.

begitulah islam di sampaikan kepada masyarakat sehingga ia lebih mudah untuk menerimanya.


Sahabatku yang Tangguh

Siapa sangka sahabatku yang satu ini, biasa -biasa saja tak ada perbedaan yang mencolok dari sahabat-sahabatku yang lain. namun setelah mengenalnya dari beberapa sisi kehidupannya saya menjadi salut terhadapnya.

tabah dalam menghadapi persoalan hidupnya, mampu menatap masa depan yang lebih baik ketika masa depan itu penuh gejolak dan arang merintang yang akan di hadapinya.
beberapa persoalan hidup yang dapat saya dilihat dan mampu dihadapinya :
  1. Hidup mandiri karena suami pergi di rantau yang cukup lama, dan ia mampu mengabil keputusan untuk berpisah karena ketidak berdayaan suaminya.
  2. Anak yang jauh dari dirinya minimal 1 kali dalam seminggu mesti ia kunjungi ke tempat neneknya
  3. Penyakit yang di deritanya yang cukup merisaukan pengidapnya..LUPUS begitu dokter mendiagnosisnya
  4. dalam kondisi demikian ia masih bersemangat dalam bekerja 
semangatmu menjadi membangun motivasiku sahabat...