Halaman

Jumat, Mei 20, 2011

TRAGEDI CINTA

Tulisan Anis Matta

TRAGEDI CINTA
Ada sisi lain yang menarik dari pengalaman emosional para pahlawan yang
berhubungan dengan perempuan. Kalau kebutuhan psikologis dan bilogis terhadap
perempuan begitu kuat pada para pahlawan, dapatkah kita membayangkan seandainya
mereka tidak mendapatkannya?
Rumah tangga para pahlawan selalu menampilkan, atau bahkan menjelaskan, banyak
sisi dari kepribadian para pahlawan. Dari sanalah mereka memperoleh energi untuk
bekerja dan berkarya. Tapi jika mereka tidak mendapatkan sumber energi itu, maka
kepahlawanan mereka adalah keajaiban di atas keajaiban. Tentulah ada sumber energi
lain yang dapat menutupi kekurangan itu, yang dapat menjelaskan kepahlawanan
mereka.
Ibnu Qoyyim menceritakan kisah Sang Imam, Muhammad bin Daud Al Zhahiri, pendiri
mazhab Zhahiriyah. Beberapa saat menjelang wafatnya, seorang kawan menjenguk
beliau. Tapi justru Sang Imam mencurahkan isi hatinya, kepada sang kawan, tentang
kisah kasihnya yang tak sampai. Ternyata beliau mencintai seorang gadis tetangganya,
tapi entah bagaimana, cinta suci dan luhur itu tak pernah tersambung jadi kenyataan.
Maka curahan hatinya tumpah ruah dalam bait-bait puisi sebelum wafatnya.
Kisah Sayyid Quthub bahkan lebih tragis. Dua kalinya ia jatuh cinta, dua kali ia patah
hati, kata DR. Abdul Fattah Al-Khalidi yang menulis tesis master dan disertasi doktornya
tentang Sayyid Quthub. Gadis pertama berasal dari desanya sendiri, yang kemudian
menikah hanya tiga tahun setelah Sayyid Quthub pergi ke Kairo untuk belajar. Sayyid
menangisi peristiwa itu.
Gadis kedua berasal dari Kairo. Untuk ukuran Mesir, gadis itu tidak termasuk cantik,
kata Sayyid. Tapi ada gelombang yang unik yang menyirat dari sorot matanya, katanya
menjelaskan pesona sang kekasih. Tragedinya justru terjadi pada hari pertunangan.
Sambil menangis gadis itu menceritakan bahwa Sayyid adalah orang kedua yang telah
hadir dalam hatinya. Pengakuan itu meruntuhkan keangkuhan Sayyid; karena ia
memimpikan seorang yang perawan fisiknya, perawan pula hatinya. Gadis itu hanya
perawan pada fisiknya.
Sayyid Quthub tenggelam pada penderitaan yang panjang. Akhirnya ia memutuskan
hubungannya. Tapi itu membuatnya semakin menderita. Ketika ia ingin rujuk, gadis itu
justru menolaknya. Ada banyak puisi yang lahir dari penderitaan itu. Ia bahkan
membukukan romansa itu dalam sebuah roman.
Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, relaisme dan sangkaan baik kepada Allah,
adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan tidak cukup bermurah
hati mewujudkan mimpi mereka, mereka menambatkan harapan kepada sumber segala
harapan; Allah!
Begitu Sayyid Quthub menyaksikan mimpinya hancur berkeping-keping, sembari
berkata, “Apakah kehidupan memang tidak menyediakan gadis impianku, atau
perkawinan pada dasarnya tidak sesuai dengan kondisiku?” Setelah itu ia berlari meraih
takdirnya; dipenjara 15 tahun, menulis Fi Dzilalil Qur’an, dan mati di tiang gantungan!
Sendiri! Hanya sendiri!
Serial Cinta Tarbawi, Anis Matta

Rabu, Mei 18, 2011

Laporan SIM PAMSIMAS 2010 Kota Padang Prop. SUMBAR


1.1 Informasi Umum


1.2. Kelompok Fiskal Kabupaten Kota

2.1. Persiapan program

2.1.1. Persiapan Program di Tingkat Kabupaten Kota

2.1.1.1. Koordinasi Sektoral Antar Dinas di Tingkat Kabupaten Kota

2.1.1.2. Sosialisasi Program oleh TKK di tingkat Kabupaten Kota

2.1.2. Persiapan Program di Tingkat Kelurahan Desa

2.1.2.1. Sosialisasi Program di Tingkat Kelurahan Desa

2.1.2.2. Rembuk warga untuk memutuskan keikutsertaan Desa dalam PAMSIMAS

2.1.2.3. Penyerahan minat mengikuti program PAMSIMAS ke Kabupaten

2.1.3. Identifikasi Masalah dan Analisa Situasi (IMAS)

2.1.3.1. Pertemuan dengan Aparat Desa


2.1.3.2. Pertemuan Inventaris Data Komunitas


2.1.3.3. Kegiatan Sejarah Sarana Air Minum, Sanitasi dan promosi Kesehatan

2.1.3.4. Pertemuan Klasifikasi Kesejahteraan

2.1.3.5. Kegiatan Pemetaan Sosial

2.1.3.6. Kegiatan Transect Walk dan RTA

2.1.3.7. FGD Pengelolaan Sarana

2.1.3.8. FGD Efektivitas Penggunaan Sarana air Minum


2.1.3.9. FGD Efektivitas Penggunaan Sarana Sanitasi

2.1.3.10. FGD Hak Suara dan Pilihan dalam Pengambilan Keputusan

2.1.3.11. FGD Pembagian kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja

2.1.3.12. FGD Alur Penularan Penyakit dan Penghambatnya

2.1.3.13. Pleno hasil IMAS

2.1.4. Pemicuan CLTS (Communty Led Total Sanitation)

2.1.4.1. Pengenalan Data Dasar Sanitasi

2.1.4.2. Proses Pemicuan

2.1.4.3. Paska Pemicuan

2.1.5. Pembentukan LKM

2.1.5.1. Identifikasi keberadaan LKM dari program sejenis

2.1.5.2. Pembentukan panitia pemilihan LKM

2.1.5.3. Sosialisasi Rencana Pembentukan LKM

2.1.5.4. Pemilihan utusan di tingkat RW/dusun atau unit terkecil lainnya

2.1.5.5. Pleno Pembentukan LKM Tingkat Desa/kelurahan


2.1.5.6. LKM

2.1.5.7. Pembentukan unit kerja LKM/Satlak

2.2. Perencanaan Program

2.2.1. Penyusunan PJM Pro Aksi

2.2.1.1. Penyusunan PJM Pro Aksi Tingkat Dusun

2.2.1.2. Pemilihan Opsi dan Prioritas kegiatan PJM ProAKSI tahun pertama (RKM) tingkat dusun


2.2.1.3. Rapat pleno tingkat desa untuk membahas hasil PJM Proaksi (tkt desa) - Pleno III

2.2.2. Penyusunan RKM

2.2.2.1. Penyusunan RKM (I dan II)


2.2.2.2. Rapat pleno tingkat desa untuk membahas hasil RKM (I dan II) - (Pleno IV)

2.2.2.3. Evaluasi RKM

3.1. Kontribusi Masyarakat (in-cash)

3.2. Kontribusi Masyarakat (in-kind)

3.3. Dana APBD

3.4. Dana APBN/BLM

3.5. Sumber dana Lain-lain (jika ada)

3.6. Biaya Operasional LKM

3.7. Kinerja Sekretariat LKM


4.1. Program Jangka Menengah

4.2. RKM disetujui

4.2.1. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Disetujui

4.2.2. Target Penerima Manfaat / Peserta

4.2.3. Total Kapasitas Air Minum

4.3. Realisasi RKM Pamsimas

4.3.1. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Realisasi

4.3.2. Progress Realisasi RKM

4.3.3. Penerima Pemanfaat / Peserta

4.3.4. Total Kapasitas Air Minum

4.3.5. Sanitasi dan Kualitas Air Minum

4.4. Realisasi Kegiatan Pengadaan

4.4.1. SPPB (Surat Perjanjian Pemberian Bantuan)

4.4.2. Rapat Pembentukan Tim Pengadaan

4.4.3. Pertemuan Tim Pengadaan

4.4.4. Realisasi Kegiatan Pengadaan

4.5. Pengelola Sarana

4.5.1. Pembentukan BPS, Air Minum, dan Sanitasi

4.5.2. Iuran Air Minum dan Sanitasi

4.6. Pengamanan dampak Sosial dan lingkungan

Senin, Mei 16, 2011

sudah lama

tak ku sengaja melangkahkan kaki
sampailah di masjid ini
ku istirahat menunggu waktu asar
lama rasanya tak kukunjungi masjid ini.

banyak perubahan terjadi
pembangunannya rehabnya cukup bagus
ruangan luas
nyaman untuk tidur-tiduran sejenak
angin semilir dari kipas angin tak membuat panas

kuhitung waktu
terasa lama tak kisini
kuingat-ingat memori lama
bahwa aku sering istirahat dan tidur-tiduran disini

kini kupergunakan tempat ini untuk istirahat sejenak
bersama anakku yang kebetulan sedang tidur

nyaman..

ini hari, hari libur ya?..

baru tahu kemarin,
agenda pilihan banyak sih..
tapi ku pilih acara hari ini
ya yang beginianlah..
sederhana..
tak merepotkan..

kalau kutahu dari dulu..
mungkin lebih baik..
tapi ku..
tak merencanakannya..

hari ini libur ..ya
selamat berlibur ria..